Rabu, 09 Desember 2009

Tanggapan terhadap INTEGRITAS : Tidak Mudah Tapi Perlu

Nama : Wiwit Susan Pratiwi
NPM : 21206143
Kelas : 4 EB11
Mata Kuliah : Softskill (Etika Profesi Akuntansi)
Tanggapan terhadap INTEGRITAS : Tidak Mudah Tapi Perlu

Menurut pendapat saya, integritas merupakan bagian penting yang harus dimiliki oleh seseorang mengenai keutuhan dan keefektifannya sebagai individu. Seseorang yang mempunyai integritas berarti mampu memberikan keselarasan antara aspek fisik, psikis, sosial dan spiritual. Namun setiap manusia tidak ada yang memiliki sifat yang sempurna, akan tetapi seseorang yang memiliki sifat integitas mampu mengenali kekuatan sekaligus kelemahannya sendiri secara wajar.
Sifat integritas sangat diperlukan untuk seseorang yang mempunyai tanggung jawab yang besar, namun tidak mudah bagi seseorang bahkan seorang pemimpin besar sekaligus seperti presiden untuk dapat memiliki sifat integritas. Seseorang dikategorikan mempunyai sifat integritas apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Mampu membangun rasa percaya dalam hubungan atau dapat membina hubungan baik dengan orang lain. Hal ini tidak terlapas dari peran manusia yang tidak dapat hidup sendiri melainkan selalu memerlukan bantuan sesamanya. Misalnya seorang direktur utama perusahaan besar harus dapat bekerjasama dengan manajer atau staff dibawahnya untuk menghasilkan kerja yang efektif. Atau seorang presiden harus dapat bekerjasama dengan wakil presiden dan para menterinya. Namun hal tersebut memang tidak mudah dilakukan melihat sifat manusia yang berbeda-beda dan cenderung ingin mempertahankan pendapatnya sendiri tanpa mau mendengarkan, memahami, berempati dan mau terlibat dengan orang lain.
2. Berorientasi pada kebenaran atau dalam arti lain seseorang yang jujur dan cenderung rendah hati. Misalnya seorang yang berorientasi pada kebenaran tidak menrima sesuatu yang dianggap melanggar norma dalam masyarakan contohnya adalah korupsi. Namun di jaman sekarang ini sangat jarang sekali menemukan orang yang benar-benar jujur dan membela kebenaran karena konsekuensinya dia akan dikucilkan di lingkungan kerjanya. Maka spiritualitas seseorang sangat diuji.
3. Bekerja dengan cara yang menghasilkan dan selesai dengan baik. Artinya seseorang yang mampu membuat keputusan dalam keadaan yang sulit, optimisme, kerja keras. Contohnya dalam kasus pergantian minyak tanah dengan gas, seorang presiden harus memiliki sifat integritas, yakni dengan cara mengenal bagaimana reaksi masyarakat apabila keputusan tersebut diambil dan juga mempersiapkan modal untuk memberikan kompor gas beserta tabungnya untuk menggantikan minyak tanah, selain itu presiden harus dapat memastikan apakah energi dan sumberdaya tersebut dalam hal ini adalah gas dimiliki dan mampu menggantikan minyak tanah, setelah yakin terhadap pilihan tersebut maka harus dijalankan. Namun hal tersebut tidak mudah mengingat kekuasaan yang dimiliki mampu membuat keputusan tanpa memperdulikan pendapat banyak pihak.
4. Kemampuan merangkul yang negatif. Yaitu mampu memperbaiki sesuatu yang salah dan mengubahnya menjadi menguntungkan. Contohnya seorang pempimpin harus dapat memberikan contoh terhadap bawahannya untuk dapat bekerja lebih efektif dengan meminimalkan keterlambatan masuk kerja walaupun pemimpin tersebut susah untuk bangun pagi tetapi masalah harus diterima sebagai hal yang harus dihadapi bukan dihindari. Hal lainnya adalah tidak mengijinkan diri melakukan sesuatu yang tidak disetujui oleh bagian diri lainnya. Seperti contoh tadi, seseorang tau bahwa keterlambatan merupakan korupsi terhadap waktu, jadi dia tidak boleh melanggarnya. Hal ini sulit dijalankan karena ketidakmampuan seseorang untuk melawan keinginan buruk dalam dirinya.
5. Berorientasi pada perkembangan. Seseorang yang memiliki sifat integritas harus dapat mengembangkan kemampuan, pengetahuan, keutuhan dan pengalamannya. Tetapi banyak orang yang karena berhasil telah meraih kesuksesannya melupakan perkembangan pengetahuan tersebut.
6. Berorientasi pada hal-hal transenden. Yaitu menyadari hal-hal yang lebih besar dari dirinya dan bahwa keberadaan dirinya bukan sekedar untuk kepentingan dirinya. Akan tetapi hal ini sulit untuk dilakukan, melihat sifat keegoisan seseorang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa integritas diperlukan untuk mencapai kesuksesan namun masih sulit untuk dijalankan. Mereka yang berorientasi pada pencapaian hasil secepatnya dan cenderung menggunakan jalan pintas, tidak tertarik pada integritas. Namun bagaimanapun integritas merupakan kualitas tertinggi yang harus dicapai oleh semua orang.

1 komentar: